Faktor sistem pengumpulan sampah buruk itu ternyata bukan cuma soal mobil sampah telat datang atau tempat sampah yang penuh. Tapi efeknya bisa panjang banget, dari pencemaran lingkungan sampai peluang bisnis yang akhirnya terbuang percuma.
Padahal, kalau pengelolaan sampahnya lebih rapi dan didukung alat seperti mesin pencacah plastik, dampaknya bisa jauh lebih positif, lho!
Faktor Sistem Pengumpulan Sampah Buruk
Faktor sistem pengumpulan sampah buruk itu sering banget dianggap sepele, padahal dampaknya bisa bikin lingkungan makin parah loh! Bukan cuma soal tumpukan sampah yang numpuk di pinggir jalan, tapi juga soal plastik-plastik yang seharusnya bisa didaur ulang malah ikut terbakar atau hanyut ke sungai.
Nah, masalahnya makin rumit karena sistemnya emang belum jalan maksimal. Mulai dari jadwal pengangkutan yang nggak jelas, sampai fasilitas penampungan yang bikin geleng-geleng kepala.
Padahal, kalau ada pengelolaan yang baik dari awal, termasuk penggunaan mesin pencacah plastik, banyak loh sampah yang bisa di olah jadi peluang usaha!
1. Minimnya Jadwal dan Armada Pengangkut
Salah satu faktor sistem pengumpulan sampah buruk yang paling terasa adalah jadwal pengangkutan yang nggak konsisten. Kadang seminggu cuma sekali, atau armadanya nggak cukup menjangkau semua area.
Akibatnya? Sampah numpuk di rumah tangga, lalu di buang ke sungai atau di bakar. Yang plastik-plastik tuh, malah bisa jadi polusi udara atau nyangkut di selokan.
Andai tiap rumah punya cara memilah dan mencacah sampah plastik sendiri, kayak pakai mesin pencacah plastik mini, penumpukan bisa di kurangi sejak awal.
2. Kurangnya Edukasi Pengumpulan Sampah yang Benar
Faktor sistem pengumpulan sampah buruk juga dipicu dari minimnya edukasi soal pemilahan sampah. Banyak orang masih campur semua jenis sampah dalam satu kantong.
Sampah organik dan plastik jadi satu, bikin daur ulangnya makin susah. Yang tadinya bisa dimanfaatkan, akhirnya malah ikut busuk atau tercemar.
Kalau dari awal masyarakat paham cara pisahin dan mencacah plastik, proses pengumpulan pun jadi lebih efektif dan punya nilai ekonomi juga.
3. Fasilitas Penampungan yang Nggak Layak
Tempat penampungan sementara atau TPS seringnya cuma berupa lahan terbuka yang nggak terkelola. Bahkan ada yang nggak di kasih atap, jadi sampah kehujanan dan menyebar baunya.
Plastik yang tadinya kering malah jadi lembab, berjamur, dan nggak bisa di cacah dengan baik. Padahal, serpihan plastik bersih dari hasil mesin pencacah itu punya harga jual yang lumayan.
Mungkin perlu banget tuh, fasilitas TPS yang lebih rapi, bahkan di lengkapi stasiun pencacahan untuk plastik hasil pilahan warga sekitar.
4. Keterbatasan Tenaga Kebersihan
Salah satu faktor sistem pengumpulan sampah buruk yang sering luput adalah kurangnya petugas kebersihan. Beban kerja jadi berat, belum lagi harus sortir sampah yang udah tercampur.
Akhirnya, sebagian besar sampah cuma di kumpulkan tanpa proses daur ulang. Banyak plastik bernilai tinggi yang ikut di buang begitu aja.
Kalau masyarakat bisa bantu dengan nyicil proses daur ulang sendiri, kayak mencacah plastik dari rumah, pasti meringankan tugas petugas kebersihan.
5. Sampah Plastik Jadi Korban Sistem Buruk
Dalam sistem pengumpulan yang belum optimal, sampah plastik selalu jadi korban utama. Ringan, gampang di terbangkan angin, dan sering nyangkut di saluran air.
Padahal, plastik bisa di cacah, di bersihkan, dan di jual ke pengepul atau pabrik daur ulang. Sayangnya, nggak semua daerah punya sistem yang mendukung ini.
Kesimpulan
Jadi jelas ya, faktor sistem pengumpulan sampah buruk itu punya efek berantai yang nggak main-main. Dari kurangnya armada, minim edukasi, sampai fasilitas dan petugas yang terbatas—semua bikin sampah jadi beban, bukan potensi.
Tapi jangan menyerah dulu! Dengan peran aktif dari masyarakat, pengadaan alat seperti mesin pencacah plastik, dan sistem yang lebih tertata, pengelolaan sampah bisa banget jadi lebih baik. Bahkan bisa jadi sumber cuan juga, loh!